Saturday, October 4, 2014

Banten Kaya Namun Malang (Kritik Untuk HUT Banten Ke-14)

Oleh: Rudwanul Muhajir

Berlatar belakang sosial dan kehidupan masyarakat Banten yang khas, tradisi religius masyarakat banten serta ditopang dengan banyaknya lembaga pendidikan yg memiliki latar belakang pesantren merupakan kekuatan yang perlu diperhitungkan dalam pembangunan segala bidang di Banten. Potensi sumber daya manusia lengkap dengan kemampuan dan semangat perjuangan  yang nyata telah dimiliki  dan potensi sumber daya alam yang melimpah belum terjamah adalah kekuatan yang besar yang belum tepat sasaran dan manipulasi pengelolaan Banten. Kemajuan dan kelajuan pembangunan sarana perhubungan, industri canggih baja dan pariwisata tentulah memerlukan dukungan masyarakat yang terdidik tetapi tetap berbudaya Banten dan Nasional yang kokoh. Pendalaman masalah kebudayaan ini termasuk dukungan sistem dan pengelolaan pendidikan untuk Banten yang tepat, terarah dan sanggup menanggulangi gempuran-gempuran budaya dan teknologi yang tidak sesuai dengan kepribadian Banten dan Nasional. Banten mempunyai segalanya, itulah titik tolak pembangunan di semua bidang. Sekarang dipunyai industri canggih, pariwisata yang melimpah, peninggalan kuno yang mapan, budaya yang terpelihara, kemurnian Baduy yang bertetangga baik dengan Islam, barang tambang yang cukup, pertanian yang mulai dari pegunungan hingga ke pantai, perikanan yang menampung kegiatan maju dan tradisional, kehutanan yang di banyak tempat masih perawan dan sumber daya manusia yang secara tradisional keras, berani dan tangguh di samping beriman dan takwa. Mengapa Banten belum juga maju? Banten yang menjadi hinterland Jakarta, Potensi ada bahkan melimpah, kini apa masalahnya? Komunikasi maju telah menjamah Banten, bahkan menjadi jalan hubung dengan Sumatra. Logika perlu ditatar lebih tajam Banten yang malang, kaya dan berpotensi tetapi tertinggal maju.
Geger Cilegon sudah seratus tahun yang lalu terjadi, Multatuli juga sudah lama menulis buku Max Havelaar. Era globalisasi dan industri modern  tinggal landas. Banten juga tidak boleh ketinggalan dan untuk ini ada instansi yang berwenang serta harus memikirkannya.

Seperti bagian lain dari Indonesia, semua gelombang offler simultan ada di Banten. Cukuplah kita berbangga-bangga tentang kejanyaan masa lalu, dan kepatriotan pemuka-pemuka terdahulu yang sudah tak dapat diubah lagi. Janganlah kita terlena dan bermain-main dengan masa lalu. Masa depan, future, itulah yang harus kita songsong.

Namun harapan dan peluang diatas banyak dimanfaatkan oleh para oknum yang akhirnya mengklaim sebagai pejuang dan yg paling memiliki jasa terhadap  banten yang bertujuan untuk menguasai kekayaan dan potensi banten untuk antek dan kroninya yang akhirnya berdampak pada tersendatnya pembangunan dan jelas masyarakat yg dirugikan, belum lagi pembodohan terhadap masyarakat.
Banten tidaklah tertinggal dalam pembangunan, namun perlu penataan prioritas untuk mendukung kemajuan dengan langkah-langkah yang sistematis dari mulai perencanaan yg tidak hanya Copy Faste, Controling yg efektif dan evaluasi yg dilakukan tidak hanya berdasarkan penggunaan anggaran tapi seberapa jauh pembangunan yg telah dilakukan (Botton Up)

Di Usia Ke 14 Sudah sepatutnya Banten Bangkit !!!


Penulis adalah Pengurus PKC PMII Provinsi Banten, aktif di dunia usaha.

No comments:

Post a Comment