Sunday, December 1, 2013

PKC PMII Banten Akan Tetap Fokus Mengawal Pembangunan di Provinsi Banten

Meskipun masih tergolong muda provinsi Banten berdiri, baru berumur tiga belas tahun,  namun bagi Prof. Dr. H.MA. Tihami hal itu bukan menjadi sebuah alasan mengapa Banten masih banyak tertinggal dibanding dengan provinsi lainnya. "Nabi Muhammad saja membumikan islam di Mekkah hanya dalam jangka waktu sepuluh tahun, jadi mengapa Banten tidak mampu meniru tauladan kita semua selaku umat Islam", ungkap Mantan Rektor IAIN "SMH" Banten itu saat memberikan materi di acara Dialog Publik Pengurus Koorditor Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  Provinsi Banten yang digelar di S.Rizki Kota Serang, (21/11/2013).

Profesor Dr. H.MA. Tihami yang dikenal sosok murah senyum  itu mengatakan, tersendatnya akselerasi pembangunan di provinsi Banten dikarenakan oleh beberapa hal, pertama, kualitas kepala Daerah yang kurang, sehingga dalam menyusun program pembangunan tidak terarah. kedua, natifikasi (kedisinian) yang kurang dimiliki oleh para pemangku kebijakan di provinsi Banten. "pemangku kebijakan kurang memiliki jiwa primordialisme, akibatnya mereka kurang serius dalam mensikapi persoalan-persoalan yang ada di Banten, oleh karena tidak mempunyai rasa memiliki terhadap Banten", tandasnya.

Acara dialog publik PKC PMII Banten yang dihadiri oleh kader PMII se-Banten juga OKP dan mahasiswa sebanten itu dihadiri pula oleh Abdul Malik, akademisi Unsera, hadir sebagai pembicara. Ia membenarkan apa yang telah diungkapkan oleh Prof. Dr. H.MA. TIhami. Dalam kacamata akademisi, Abdul Malik berpendapat, persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pemangku kebijakan yang kurang progress dalam menjalankan tugasnya sebagai pemerintah disebabkan oleh mentalitas yang tak (mau) berubah. "Mentalitas itu berkaitan dengan sikap yang cenderung ingin memperkaya diri, tidak mau melihat jeritan masyarakat, cenderung pragmatis", tukasnya. Persoalan mentalitas seperti itu tidak hanya berlaku bagi pemerintah saja, melainkan juga masyarakat Banten secara keseluruhan, termasuk juga mahasiswa. Kalangan mahasiswa penting keterlibatannya bagi pembangunan daerah di provinsi Banten, namun sangat disayangkan, dewasa ini mahasiswa sebagai agen of change cenderung apatis, kebanyakan tidak mau membuka diri terhadap tanggung jawab sosialnya, "dari itu marilah kita bangkit, membangkitkan kesadaran bersama demi masa depan Banten", lanjut Abdul Malik saat memberikan materi dialog tentang mentalitas masyarakat Banten.

"Segala persoalan yang ada di provinsi yang kaya akan sumber daya alam di Banten ini tidak akan bisa  terselesaikan tanpa adanya kolektifisme", ungkap Sulyantarudin, Ketua Umum PKC PMII Banten. Kesadaran kolektif itu sangat penting, karena tanpa kebersamaan akan sangat sulit dalam mencapai percepatan pembangunan provinsi Banten, "pembangunan itu bukan hanya sebatas pembangunan material, melainkan pembangunan SDM, karakter juga mentalitas masyarakat Banten secara keseluruhan", lanjutnya disela-sela dialog sedang berjalan.

Sulyantarudin yang akrab disapa Mastur itu juga mengatakan bahwa kader-kader PMII Banten akan tetap fokus dalam mengawal pembangunan provinsi Banten, sebagai tanggung jawab moral-sosial PMII dalam memberikan kontribusinya terhadap warga Banten. (Jayen)


No comments:

Post a Comment